PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN
KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS TANGGAPAN KRITIS MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING DENGAN MEDIA EDMODO PADA PESERTA DIDIK KELAS IX-B SMP NEGERI 1 BATANGAN
KABUPATEN TAHUN 2016
Oleh:
Bambang Sukamto *)
Email: bsukamto5@gmail.com
Guru Bahasa
Indonesia SMP Negeri 1 Batangan
Jalan Jalan Raya
Batangan – Jaken Km. 1,5 Pati ((0295) 4790499 *59185
ABSTRAK
Menyusun teks tanggapan kritis
merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus diketahui peserta didik kelas
IX SMP. Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya keterampilan menyusun teks
tanggapan kritis pada peserta didik kelas IX-B. Penelitian ini bertujuan untuk
(1) Mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar menyusun teks tanggapan
kritis peserta didik kelas IX-B SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati tahun 2016
melalui implementasi model project based
learning berbantuan program edmodo; dan (2) Mendeskripsikan peningkatan
keterampilan menyusun teks tanggapan kritis melalui model project based learning berbantuan program edmodo pada peserta didik
kelas IX-B SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati tahun 2016. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru dan peserta
didik kelas kelas IX-B SMP Negeri 1 Batangan tahun pelajaran 2016/2017 yang
berjumlah 32 orang. Data dikumpulkan dengan teknik tes dan nontes. Analisis
data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif
kualitatif dengan membandingkan perolehan antarsiklus. Sesuai dengan penyajian
dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa: (1) Implementasi model project based learning berbantuan
program edmodo dapat meningkatkan aktivitas belajar menyusun teks tanggapan
kritis peserta didik kelas IX-B SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati tahun 2016
sesuai dengan hasil penelitian bahwa rata-rata aktivitas belajar siklus I
sebesar 68,44, siklus II sebesar 74,84 dan siklus III sebesar 86,09. (2)
Implementasi model project based learning
berbantuan program edmodo dapat meningkatkan keterampilan menyusun teks
tanggapan kritis peserta didik kelas IX-B SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati
tahun 2016 sesuai dengan hasil penelitian bahwa keterampilan menyusun teks
tanggapan kritis kondisi awal sebesar 72,52, siklus I sebesar 77,11, siklus II
sebesar 83,20, dan siklus III sebesar 86,02.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Dengan pendidikan, manusia
memperoleh pengetahuan, nilai dan keterampilan. Melalui pendidikan kualitas
sumber daya manusia dapat ditingkatkan, sehingga memiliki kemampuan dan
keterampilan untuk membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik. Pendidikan di
Indonesia menempatkan Bahasa Indonesia sebagai “wahana pengetahuan”. Pelajaran
bahasa Indonesia harus diisi dengan usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian
keterampilan. Keterampilan tersebut erat hubungannya dengan proses-proses yang
mendasari pikiran. Semakin terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas
pula jalan pikirannya.
Menurut Tarigan (2008:1) keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen
yaitu : 1) Keterampilan menyimak, 2) Keterampilan berbicara, 3) Keterampilan
membaca, 4) Keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling
berhubungan satu sama lain. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka
dengan orang lain.
Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui
latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Kurikulum 2013 untuk mata
pelajaran bahasa Indonesia menggunakan teks sebagai sarana pembelajaran. Oleh
karena itu, dapat dinyatakan bahwa Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran bahasa
Indonesia berbasis teks. Khusus pada jenjang SMP/MTs terdapat 14 jenis teks,
yaitu teks hasil observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks
eksplanasi, teks cerita pendek, teks cerita moral, teks ulasan, teks diskusi,
teks cerita prosedur, teks cerita biografi, teks eksemplum, teks tanggapan
kritis, teks tantangan dan teks rekaman percobaan (permendikbud No. 68 Tahun
2013). Pada kelas IX semester gasal terdapat Kompetensi dasar 4.2 Menyusun teks eksemplum, tanggapan kritis,
tantangan, dan rekaman percobaan sesuai dengan karakteristik teks yang akan
dibuat baik secara lisan mupun tulisan.
Berdasarkan hasil tes yang telah diujikan pada peserta didik kelas IX-B
SMP Negeri 1 Batangan, Pati diketahui bahwa sebanyak 14 dari 32 orang peserta
didik atau sebesar 43,75% belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75.
Sementara nilai rata-rata kelas berdasarkan hasil tes hanya sebesar 73,52.
Penyebab rendahnya keterampilan
menyusun teks tersebut ada dua faktor, yakni dari faktor peserta didik dan
faktor guru. Ditinjau dari faktor guru, pada saat membelajarkan keterampilan
menulis teks tanggapan kritis, guru telah menggunaan pendekatan saintifik
tetapi tidak seluruhnya. Guru masih menggunakan metode ceramah dan tidak
menggunakan media pembelajaran. Oleh karena itu, keterampilan menyusun teks
tanggapan kritis rendah. Untuk itu perlu ada peningkatan proses dan hasil
belajar.
Pada kondisi awal, peserta didik (1)
kurang motivasi belajar bahasa Indonesia, (2) keterbatasan pengetahuan, ide,
dan gagasan dalam menyusun teks tanggapan kritis, (3) kurang memahami struktur
dan kaidah dari teks tanggapan kritis, (4) sulit mengembangkan kalimat utama
menjadi paragraf, dan (5) kurang memperhatikan ejaan, tanda baca, dan kepaduan
paragraf.
Melihat kondisi demikian perlu
dicarikan solusi alternatif dalam pembelajaran menulis, agar permasalahan yang
terdapat dalam siswa maupun guru dapat diatasi. Salah satu model yang diduga
dapat meningkatan aktivitas belajar dan keterampilan menyusun teks tanggapan
kritis adalah model Project Based Learning
(PBL). Model pembelajaran ini mampu mendorong peserta didik untuk aktif
melakukan penyelidikan dalam menyelesaikan permasalahan dan guru berperan
sebagai fasilitator atau pembimbing. Pembelajaran akan membentuk kemampuan
berpikir tingkat tinggi (higher order
thinking) dan meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis.
Project Based Learning (Pembelajaran berbasis proyek) adalah
kegiatan pembelajaran yang menggunakan proyek/ kegiatan sebagai proses
pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivias peserta didik untuk
menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis,
membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan
pengalaman nyata. Produk yang dimaksud adalah hasil proyek dalam bentuk desain,
skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/ prakarya, dan lain-lain.
Pendekatan ini memperkenankan pesera didik untuk bekerja secara mandiri maupun berkelompok
dalam menghasilkan produk nyata. (Tim Penyusun, 2016: 62).
Keberhasilan Project Based Learning
telah dibuktikan Susanti (2014:1) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh
Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Menulis Cerita Pendek
Tentang Korban Erupsi Gunung Sinabung Pada Siswa Kelas VII SMP Masehi Berastagi
T.P. 2014/2015” menyatakan “Nilai rata-rata setelah perlakuan (post
test) adalah 72,07, sedangkan nilai pre test adalah 66,85. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata menulis cerpen siswa setelah
perlakuan lebih tinggi daripada nilai sebelum perlakuan. Pengujian hipotesis
thitung = 3,07 kemudian dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikan 5
% = 2,02. Karena thitung = 3,07 > ttabel = 2,02 maka hipotesis nihil (Ho)
ditolak. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran berbasis proyek
mempengaruhi kemampuan menulis cerita pendek siswa kelas VII SMP Masehi
Berastagi T.P. 2014/2015.”
Rumusan masalah yang diajukan dalam
penelitian ini ada dua: (1) apakah implementasi model project based learning berbantuan program edmodo dapat meningkatkan
aktivitas belajar menyusun teks tanggapan kritis peserta didik kelas IX-B SMP
Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati tahun 2016? dan (2) apakah implementasi model project based learning berbantuan
program edmodo dapat meningkatkan keterampilan menyusun teks tanggapan kritis
peserta didik kelas IX-B SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati tahun 2016?
Penelitian ini bertujuan untuk: (1)
Mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar menyusun teks tanggapan kritis peserta
didik kelas IX-B SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati tahun 2016 melalui
implementasi model project based learning
berbantuan program edmodo; dan (2) Mendeskripsikan peningkatan keterampilan menyusun
teks tanggapan kritis melalui model project
based learning berbantuan program edmodo pada peserta didik kelas IX-B SMP
Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati tahun 2016.
KAJIAN
PUSTAKA
Aktivitas Belajar
Agar dapat belajar dengan baik,
diperlukan aktivitas belajar. Hal
ini sesuai dengan pendapat Anni (2004 : 4), bahwa aktivitas belajar akan
terjadi pada diri pembelajaran apabila terdapat interaksi antara situasi
simulasi dengan isi memori sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelum dan
setelah adanya situasi simulasi tersebut. Perubahan perilaku pada diri
pembelajaran itu menunjukan bahwa pembelajaran telah melakukan aktivitas
belajar.
Aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran banyak sekali macamnya. Menurut Paul B.
Diedrich (dalam Martinis, 2012: 181) membuat kegiatan siswa ada delapan
kelompok antara lain:
1. Kegiatan-Kegiatan
Visual terdisi atas membaca, melihat gambar-gambar, mengamati
demonstrasi, eksperimen, mengamati pekerjaan orang lain atau bermain.
2. Kegiatan-Kegiatan Lisan (Oral) terdiri
atas mengemukakaan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan,
mengajukan pertanyaan, menyatakan merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawan cara, diskusi, dan interupsi.
3. Kegiatan-Kegiatan Mendengarkan dengan jabaran
mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan, atau diskusi kelompok,
mendengarkan suatu permainan, mendengarkan permainan.
4. Kegiatan-Kegiatan Menulis yang terdiri atas
menulis cerita, menulis karangan, menulis laporan, angket, meyalin, membuat
rangkuman, mengerjakan tes.
5. Kegiatan-Kegiatan Menggambar berupa menggambar,
membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
6. Kegiatan-Kegiatan Metrik berupa melakukan
percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat konstruksi, model,
mereparasi, bermain dan berternak.
7. Kegiatan-Kegiatan Mental beupa merenungkan,
menanggapi, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat
hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
8. Kegiatan-Kegiatan Emosional adalah menaruh
minat, membedakan, merasa bosan, bergairah, berani, tenang dan gugup.
Menyusun Teks Tanggapan Kritis
Teks Tanggapan Kritis adalah teks yang
berisi kritik tajam terhadap suatu hal yang mengenai kesalahan. Biasanya
terjadi jika ada debat, orang B memberi kritik kepada orang A karena apa yang
disampaikannya kurang pas. Bisa disebut juga dengan menganalisa suatu pendapat.
Kita harus menerima semua tanggapan yang diberikan oleh orang atau teman kita
saat kita memberikan pendapat. Karena setiap tanggapan yang mereka berikan
pasti ada alasan dan bisa membuat kita menjadi lebih baik.
Ciri-ciri Teks Tanggapan Kritis
Ciri
teks tanggapan kritis ini berfungsi agar kita dapat lebih mudah untuk mengenali
apakah teks yang kita baca merupakan teks tanggapan kritis atau bukan. Jika
suatu teks memiliki semua ciri teks tanggapan kritis, maka dapat dikatakan
bahwa teks tersebut adalah sebuah teks tanggapan kritis. Berikut ciri teks
tanggapan kritis.
1. Teks ini memuat tanggapan
terhadap fenomena yang terjadi di sekitar dengan disertai fakta dan
alasan.
2. Mempunyai 3 Struktur
teks yaitu : Evaluasi , Deskripsi Teks , dan Penegasan Ulang.
3. Mengandung kaidah kebahasaan
atau ciri kebahasaan yang dimiliki teks tanggapan kritis.
Struktur Teks Tanggapan Kritits
1. Evaluasi, merupakan bagian pertama
dalam Teks Tanggapan Kritis. Bagian Evaluasi berisi pernyataan umum tentang apa
yang akan disampaikan penulis dalam teks.
2. Deskripsi Teks, merupakan bagian kedua
atau lebih jelasnya adalah bagian isi dalam Teks Tanggapan Kritis. Bagian
Deskripsi Teks ini memuat informasi tentang data-data dan pendapat pendapat
yang mendukung pernyataan atau melemahkan pernyataan.
3.
Penegasan Ulang, merupakan bagian ketiga teks atau lebih jelasnya adalah
bagian terakhir teks yang berisi penegasan ulang terhadap apa yang telah
dilakukan atau yang telah diputuskan.
Pembelajaran Berbasis Proyek
Model pembelajaran berbasis proyek
(project based learning) merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang
menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Melalui proyek itulah siswa
dituntut melakukan pemecahan masalah melalui pengumpulan data/informasi/fakta:
eksplorasi, kemudian menganalisis: menilai, menginterprestasi, mensintesis,
sampai pada melaporkan hasil pemecahan masalahnya
(mengkomunikasikan/menginformasikan). Sebagai media, dalam pembelajaran
berbasis proyek ini siswa dituntut mengawali kegiatannya melalui penetapan
kegiatan yang akan dilaksanakan, merumuskan masalah utama yang menjadi
pembimbing dalam melaksanakan kegiatan/pekerjaan itu lalu diikuti upaya
pemecahan masalah dengan kegiatan pengumpulan data, menganalisis data, sampai
pada pelaporan hasil analisis yang menjadi pemecahan masalah yang diajukan
(dalam Mahsun, 2014: 136).
Langkah-langkah
model pembelajaran berbasis proyek yang dikemukakan oleh Sani (2014: 181-182),
Tim Penyusun (2016: 62), yaitu:
1.
Penentuan Proyek: Guru bersama dengan peserta
didik menentukan tema/proyek.
2.
Perancangan Langkah Penyelesaian Proyek: Guru
bersama peserta didik merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek
beserta pengelolannya.
3.
Penyusunan Jadwal Perencanaan Proyek: Guru
memberikan pendampingan kepada peserta didik melakukan penjadwalan semua
kegiatan yang telah dirancangnya.
4.
Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan
monitoring guru: Guru memfasilitasi dan memonitor peserta didik dalam
melaksanakan rancangan menulis yang telah dibuat.
5.
Penyusunan Laporan dan Presentasi/Publikasi
Hasil Proyek: Guru memfasilitasi peserta didik untuk mempresentasi tulisan dan
mempublikasikan hasil karya pada akun edmodo.
6.
Evaluasi proses dan hasil proyek: Guru dan
peserta didik melakukan refleksi terdadap aktivitas dan hasil tugas proyek.
Media Pembelajaran
Media
dapat membangkitkan minat peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat Arsyad
(2013:19) bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa.
Edmodo
adalah sebuah media untuk melaksanakan pembelajaran secara daring. Edmodo menggabungkan
sebagian fitur dari Learning Management System (LMS) dan sebagian fitur dari Jejaring
Sosial (Social Network), menjadi sebuah media pembelajaran
yang menarik dan mudah digunakan, kemudian lebih dikenal dengan Jejaring Sosial
Pembelajaran (Social Learning Networks).
Edmodo
diciptakan oleh Jeff O’Hara dan Nic Borg pada tahun 2008. Jeff O’Hara adalah
seorang administrator jaringan bagi Community Unit School District 200 di Wheator, Illnois, sedangkan Nic adalah pengembang web
bagi Kaneland
Community Unit School District 302 di Maple Park, Illinois, USA.
Ide pengembangan Edmodo berasal dari kepopuleran Facebook, yang ditambah
dengan sebuah fitur untuk menjamin keamanan interaksi dan kolaborasi antara
siswa dan guru. Oleh karena semakin besarnya kebutuhan akan media pembelajaran
daring, Edmodo kemudian berkembang menjadi salah satu media/ platform dalam
pendidikan dasar dan menengah (K1-K12) yang digunakan oleh lebih dari 29 juta
pengguna di dunia. https://gurupujaz.wordpress.com/2015/01/30/edmodo-sebagai-social-learning-network-sln/
Kerangka
Berpikir
Pembelajaran
teks tanggapan kritis dalam Kurikulum 2013 merupakan hal baru yang diterima
oleh peserta didik. Menyusun teks tanggapan kritis secara tertulis merupakan
salah satu kompetensi yang harus dicapai peserta didik. Namun demikian refleksi
pada kondisi awal diketahui bahwa secara klasikal keterampilan menyusun teks
tanggapan kritis belum tuntas. Oleh karena itu, proses dan keterampilan
menyusun teks tanggapan kritis dengan model project
based learning.
Secara skematis alur
pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1 Model Kerangka Berpikir
METODE
PENELITIAN
Penelitian dilakukan di SMP
Negeri 1 Batangan, yang beralamat di Jalan
Batangan – Jaken Km. 1,5, Telp. (0295) 4790499 Kode Pos 59186 Kabupaten Pati. Waktu penelitian ini pada semester gasal tahun
pelajaran 2016/2017 yaitu bulan September s.d. November 2016.
Subjek yang
diteliti adalah siswa kelas IX-B SMP
Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 32
orang. Peneliti adalah guru Bahasa Indonesia tersebut dibantu kepala sekolah
sebagai observer.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara, dan tes. Observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas
siswa, dan guru. Wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
pembelajaran bahasa Indonesia. Tes digunakan untuk mengetahui keterampilan
menyusun teks tanggapan kritis.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
adalah analisis deskriptif komparatif. Data yang dikumpulkan dianalisis,
kemudian dideskripsikan untuk membandingkan nilai kondisi awal, siklus I,
siklus II dan siklus III.
Ada empat tahapan dalam penelitian tindakan kelas
ini. Menurut Aqib (2008) dan Wiriaatmadja (2008), keempat hal tersebut adalah: planning, acting, observing
dan reflecting. Model prosedur penelitian yang digunakan adalah model
spiral Kemmis dan Taggart.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada kondisi awal, guru
melaksanakan pembelajaran seperti biasa. Guru menggunakan sebagian pendekatan
sintifik dengan lebih banyak ceramahnya. Dari lima tahap pendekatan saintifik,
yang belum dilaksanakan adalah menanya dan menalar yang dilakukan secara
berkelompok. Pada kondisi awal peserta didik belum aktif benar. Setelah
kegiatan pembelajaran diadakan tes menyusun teks biografi. Dari hasil tes
diketahui bahwa rata-rata keterampilan menyusun teks tanggapan kritis pada
kondisi awal sebesar 73,52. Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan sebesar
3,00. Dari 32 peserta didik, ada 18 orang (56,25%) telah mencapai KKM,
sedangkan 14 orang (43,75%) belum mencapai KKM yang ditetapkan.
Pelaksanaan
Penelitian
Perencanaan
Kegiatan
yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah yaitu (1) penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), (2) membuat dan mempersiapkan instrumen
penelitian berupa lembar observasi, lembar wawancara, dan pedoman dokumentasi
foto untuk memperoleh data nontes, (3) menyiapkan perangkat tes berupa pedoman
soal tes, pedoman penskoran, dan kriteria penilaian, dan, (4) mempersiapkan
alat dokumentasi. Pada siklus II dan siklus III, perencanaan dilakukan dengan
memperhatikan refleksi siklus sebelumnya.
Pelaksanaan
Penelitian
Pada
kegiatan pendahuluan, akvivitas yang dilaksanakan adalah sebagai berikut. (1) Peserta didik menjawab salam guru pada awal
pelajaran. (2) Guru menanyakan
kondisi peserta didik sehat atau tidak. (3) Guru mengabsen kehadiran peserta didik. (4) Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan. (5) Peserta didik menerima informasi kompetensi
dasar yang harus dicapai, tujuan pembelajaran dan langkah pembelajaran yang
akan dilaksanakan. (6) Peserta didik dimotivasi untuk mangajukan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan penyusunan teks tanggapan kritis.
Pada tahap inti, guru dan siswa
melaksanakan tugas sebagai berikut.
1.
Pada tahap penentuan Proyek: Guru bersama dengan
peserta didik menentukan tema tema tulisan. Siklus I bertema pembuatan biopori
massal, siklus I bertema adiwiyata, dan siklus III bertema program edmodo.
2.
Pada tahap Perancangan Langkah Penyelesaian
Proyek kegiatan yang dilaksanakan adalah (1) Peserta didik dibimbing guru
mendiskusikan aturan main dan pemilihan aktivitas yang dapat mendukung
pelaksanaan proyek, (2) Peserta didik sumber bahan/ alat pendukung pelaksanaan
proyek mendiskusikan, (3) Peserta didik menyimak penjelasan guru mengenai
penilaian, (4) Dalam kelompok masing masing, peserta didik mendiskusikan dan
perencanaan proyek berupa penentuan fase.
3.
Pada tahap penyusunan Jadwal Perencanaan Proyek,
kegiatan yang dilakukan adalah (1) Peserta didik membuat timeline pemilihan dan
penyiapan proyek (2) Peserta didik
mendiskusikan deadline untuk menyelesaikan proyek menyusun teks
tanggapan kritis, (3) Peserta didik mendiskusikan dan membuat jadwal atau waktu
pelaksanaan penyelesaian setiap fase persitiwa dalam teks tanggapan kritis yang
akan ditulisn
4.
Penyelesaian proyek dengan fasilitasi dan
monitoring guru adalah tahap pengolahan data/fakta/informasi menjadi pernyataan
verbal berupa: (1) penyusunan kalimat topik pada setiap struktur bagian teks, (2)
pengembangan kalimat topik dengan kalimat pengembang, (3) penyusunan paragraf
yang sesuai dengan struktur teks tanggapan kritis, (4) penyuntingan kalimat
yang disesuaikan dengan unsur kebahasan teks tanggapan kritis, (5) penggabungan
paragraf menjadi teks tanggapan kritis yang padu.
5.
Penyusunan Laporan dan Presentasi/Publikasi
Hasil Proyek: (1) Peserta didik membaca kembali teks tanggapan kritis yang
sudah ditulis dan memperbaiki jika masih terjadi kesalahan dengan mengacu pada
point-point penilaian yang disepekati pada tahap perencanaan, (2) Peserta didik
mengunggah teks tanggapan kritis pada akunj edmodo.
6.
Evaluasi proses dan hasil proyek: Guru dan
peserta didik melakukan refleksi terdadap aktivitas dan hasil tugas proyek.
Observasi
Kegiatan
observasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan penelitian. Hal-hal yang
diobervasi adalah akitivitas belajar dan keterampilan menyusun teks tanggapan
kritis. Dari hasil observasi selama tiga siklus, didadapatkan data yang disajikan
pada tabel berikut.
Tabel 1
Ringkasan Hasil Observasi aktivitas Belajar
No
|
Aspek yang
Diobervasi
|
Siklus 1
|
Siklus 2
|
Siklus 3
|
1
|
Aktivitas
mendengarkan
|
71,25
|
76,25
|
90,00
|
2
|
Aktivitas
melihat
|
77,50
|
82,50
|
87,50
|
3
|
Aktivitas
menulis
|
71,25
|
75,00
|
86,25
|
4
|
Aktivitas
membaca
|
57,50
|
73,75
|
83,75
|
5
|
Aktivitas
menyimpulkan
|
67,50
|
72,50
|
83,75
|
6
|
Aktivitas
mengingat
|
67,50
|
75,00
|
86,25
|
7
|
Aktivitas
merumuskan
|
75,00
|
76,25
|
83,75
|
8
|
Aktivitas
berlatih
|
60,00
|
67,50
|
87,50
|
Rata-rata
|
68,44
|
74,84
|
86,09
|
|
Kategori
|
Cukup baik
|
Cukup baik
|
Baik
|
Tabel 2
Ringkasan Hasil Observasi Menyusun Teks Tanggapan Kritis
No
|
Aspek yang
Diobservasi
|
Kondisi Awal
|
Siklus 1
|
Siklus 2
|
Siklus 3
|
1
|
Jumlah
peserta didik yang mengikuti tes
|
32
|
32
|
32
|
32
|
2
|
Nilai
rata-rata
|
73,52
|
77,11
|
83,20
|
86,02
|
3
|
Nilai minimal
|
55,00
|
65,00
|
65,00
|
75,00
|
4
|
Nilai
maksimal
|
82,50
|
87,50
|
95,00
|
97,50
|
5
|
Jumlah peserta
didik yang tuntas
|
18
|
21,00
|
29,00
|
32,00
|
6
|
Persentase
Ketuntasan
|
56,25
|
65,63
|
90,63
|
100,00
|
7
|
Jumlah
peserta didik yang belum tuntas
|
14
|
11,00
|
3,00
|
0,00
|
8
|
Persentase
yang belum tuntas
|
43,75
|
34,38
|
9,38
|
0,00
|
Refleksi
Selama
penelitian berlangsung dapat direfleksikan bahwa: (1) terjadi peningkatan
aktivitas kegiatan pembelajaran, (2) pada tahap kegiatan menanya sudah mulai
terarah. Artinya, peserta didik sudah mulai dapat membuat kalimat tanya sesuai
dengan tujuan pembelajaran, (3) terjadi peningkatan aktivitas belajar dan
keterampilan menyusun teks tanggapan kritis.
PENUTUP
Sesuai
dengan penyajian dan analisis data, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
berikut. (1) Implementasi model project
based learning berbantuan program edmodo dapat meningkatkan aktivitas
belajar menyusun teks tanggapan kritis peserta didik kelas IX-B SMP Negeri 1
Batangan Kabupaten Pati tahun 2016 sesuai dengan hasil penelitian bahwa
rata-rata aktivitas belajar siklus I sebesar 68,44, siklus II sebesar 74,84 dan
siklus III sebesar 86,09. (2) Implementasi model project based learning berbantuan program edmodo dapat meningkatkan
keterampilan menyusun teks tanggapan kritis peserta didik kelas IX-B SMP Negeri
1 Batangan Kabupaten Pati tahun 2016 sesuai dengan hasil penelitian bahwa keterampilan
menyusun teks tanggapan kritis kondisi awal sebesar 72,52, siklus I sebesar
77,11, siklus II sebesar 83,20, dan siklus III sebesar 86,02.
Berdasarkan simpulan yang dikemukakan tersebut, dapaty
dikemukakan saran sebagai berikut. (1) Untuk meningkatkan kompetensi siswa
dalam menulis, hendaknya guru menyusun rencana pembelajaran yang efektif,
kreatif, dan inovatif. Pembelajaran menulis melalui model Project Based
Learning dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran
di sekolah. (2) Dalam pembelajaran, guru hendaknya merencanakan dan
memperhatikan kebutuhan lingkungan siswa, strategi, metode, media dan evaluasi
agar pembelajaran lebih berorientasi pada proses atau tujuan, bukan pada target
materi yang harus diselesaikan. (3) Dalam pembelajaran, guru dituntut untuk
selalu kreatif memilih media. Salah satu media adlah edmodo yang dapat
digunakan sebagai alat untuk mengikuti ujian berbasis TIK.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi.2010. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Dalman. 2012. Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Mahsun. 2014.
Buku Guru Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan untuk SMP/MTs kelas IX. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Permendikbud
No. 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Pertama/ Madsarah Tsanawiyah.
Sani, Ridwan
Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
Bumi Aksara.
Susanti. 2014.
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Menulis Cerita
Pendek Tentang Korban Erupsi Gunung Sinabung Pada Siswa Kelas VII SMP Masehi
Berastagi T.P. 2014/2015. http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=270943
Tim Penyusun. 2016. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum
2013. Jakarta: BPSDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan.
Tarigan,
Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Yamin, Martinis. 2012. Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik.
Jakarta: Anggota Ikapi
EmoticonEmoticon