PENINGKATAN MINAT DAN KETERAMPILAN MENULIS
CERPEN MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE TAI BERBANTUAN MEDIA YOUTUBE PADA SISWA
KELAS IX F
SMP NEGERI 1
BATANGAN KABUPATEN PATI
SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh: Bambang S
A. Latar Belakang
Keterampilan
berbahasa yang dibelajarkan pada siswa kelas IX SMP terdiri atas keterampilan
reseptif maupun produktif. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan ( (1983:1)
bahwa keterampilan berbahasa mencakup 4 segi yaitu menyimak (Listening
Skill), Berbicara (Speacking Skill), Membaca (Reading Skill), dan
Menulis (Reading
Skill). Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan suatu kegiatan yang
produktif dan ekspresif.
Dalam
kegiatan menulis ini, sang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi,
struktur bahasa dan kosakata, keterampilan menulis ini tidak akan datang secara
otomatis melainkan harus melalui latihan. Menulis merupakan suatu kegiatan yang
produktif dan ekspresif (Tarigan 1982:4) kegiatan menulis bertujuan untuk
mengungkapkan fakta fakta, pesan sikap dan isi pikiran secara jelas dan efektif
kepada para pembacanya.
Menulis
merupakan kemampuan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa tulis. Kata menulis mempunyai dua arti Pertama, menulis berarti
kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis (Wiyanto 2004:3). Pendapat itu,
disampaikan setelah dia mengalami sendiri. Mula-mula dia merasa sulit sekali
menulis. Beberapa kali menulis selalu tidak lancar. Bahkan sering pula macet
dan gagal total. Beruntunglah pengalaman pahit itu tidak membuatnya putus asa.
Ia terus belajar dan mencoba. Berkat seringnya menulis dia menjadi terkenal. Kedua,
kemampuan menulis merupakan proses belajar yang memerlukan ketekunan berlatih,
semakin rajin berlatih, kemampuan menulis akan meningkat. Untuk itu
keterampilan menulis siswa perlu ditumbuh kembangkan.
Salah
satu keterampilan menulis yang harus dikuasai siswa kelas IX SMP adalah menulis
sastra. Sesuai dengan Lampiran Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi, dijelaskan keterampilan menulis sastra dijabarkan menjadi dua Standar
Kompetensi. (1) Mengungkapkan kembali pikiran, perasaan, dan pengalaman dalam
cerita pendek, SK Nomor 8, dan (2) Menulis naskah drama, SK nomor 16. Standar
Kompetensi nomor 8 tersebut dijabarkan menjadi dua KD, yakni KD 8.1, “Menuliskan kembali dengan kalimat sendiri cerita pendek yang pernah dibaca”, dan KD
8.2, “Menulis cerita pendek
bertolak dari peristiwa yang pernah dialami”.
Harapan
akhir pembelajaran menulis cerpen tersebut, agar siswa mencapai KKM sebesar 75.
Namun demikian, berdasarkan hasil penelitian awal menunjukkan bahwa minat dan
keterampilan menulis cerpen siswa kelas IX F belum baik. Berdasarkan hasil
angket prasiklus diketahui bahwa siswa belum berminat menulis cerpen. Hal ini
disebabkan (1) siswa tidak berbakat menulis cerpen, (2) kegiatan membaca
buku-buku yang bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen hanya
dilakukan kadang-kadang, (3) pengetahuan tentang teknik menulis cerpen
kebanyakan diperoleh dari guru, (4) guru kelas VII dan VIII hanya kadang-kadang
memberi contoh menulis cerpen, dan (5) kegiatan menulis cerpen hanya dilakukan
siswa, saat diberi tugas oleh guru.
Kekurangterampilan siswa menulis cerpen
juga dipengaruhi oleh guru. Saat mengajar, guru-guru masih menggunakan metode
konvensional yakni ceramah diikuti penugasan. Media pembelajaran hanya
digunakan kadang-kadang saja. Padahal penggunaan media pembelajaran sangat
bermanfaat. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana dan Rivai (2001: 2) yang
menyatakan bahwa dalam proses belajar
mengajar, media memiliki fungsi yang sangat penting. Secara umum fungsi media
adalah sebagai penyalur pesan. Media pengajaran dapat mempertinggi proses
belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasil
belajar yang dicapainya.
Memperhatikan
minat siswa yang belum tumbuh dan cara mengajar yang belum tepat tersebut, guru
perlu menggunakan metode dan media yang tepat untuk membelajarkan cepen. Metode
yang diduga dapat meningkatkan minat dan keterampilan menulis cerpen adalah cooperative learning tipe TAI. Hal itu sesuai dengan hasil
penelitian Khasanah dalam skripsi berjudul Penerapan Model Pembelajaran
Cooperative Learning Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Dalam Materi
Pokok Logaritma Guna Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X Semester
Gasal MA Darul Ulum Semarang Tahun Pelajaran 2009-2010. Hasil penelitian
menunjukkan (1) pada siklus I nilai rata-rata peserta didik 6,27 dengan
ketuntasan belajar klasikal 53,85%. (2) pada siklus II nilai rata-rata peserta
didik 7,35 dengan ketuntasan belajar klasikal 92,21%. Sehingga diperoleh
kesimpulan bahwa melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning
tipe TAI hasil belajar peserta didik pada materi pokok Logaritma dapat
ditingkatkan.
Bertitik
tolak dari latar belakang yang telah dikemukakan, peneliti tertarik untuk
meningkatkan minat dan keterampilan
menulis cerpen pada penelitian berjudul Peningkatan Minat dan Keterampilan Menulis Cerpen melalui Cooperative
Learning Tipe TAI Berbantuan Media YouTube pada Siswa Kelas IX F SMP Negeri 1
Batangan Kabupaten Pati Semester Gasal Tahun Pelajaran 2012/2013.
B. Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
telah dikemukakan, diketahui bahwa masalah rendahnya minat dan
keterampilan menulis cerpen disebabkan
oleh tiga faktor, yakni faktor guru, faktor siswa, dan faktor media. Guru belum
menggunakan metode tepat saat mengajarkan menulis cerpen. Akibatnya siswa
merasa kesulitan menulis cerpen.
Faktor
yang bersumber dari siswa adalah: (1) siswa tidak berbakat menulis cerpen, (2)
kegiatan membaca buku-buku yang bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan menulis
cerpen hanya dilakukan kadang-kadang, (3) pengetahuan tentang menulis cerpen
kebanyakan diperoleh dari guru, (4) guru kelas VII dan VIII hanya kadang-kadang
memberi contoh menulis cerpen, dan (5) kegiatan menulis cerpen hanya dilakukan
siswa, saat diberi tugas oleh guru.
Faktor
ketiga yang menyebabkan rendahnya minat menulis cerpen ialah media yang
digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen. Selama ini guru hanya memberikan
penjelasan cara-cara menulis cerpen secara teori tanpa adanya media yang
digunakan untuk mendukung serta menarik perhatian siswa.
C. Pembatasan
Masalah
Berdasarkan
masalah yang dapat identifikasi, rendahnya masalah keterampilan menulis cerpen
siswa kelas IX F SMP Negeri 1 Batangan tahun pelajaran 2012/2013 sangat
kompleks. Untuk itu, pembahasan penelitian ini hanya dibatas pada masalah
rendahnya minat dan keterampilan menulis cerpen. Masalah tersebut akan diatasi
dengan penggunaan cooperative learning
tipe TAI dan penggunaan media YouTube
dalam pembelajaran menulis cerpen.
D. Rumusan
Masalah
Memperhatikan
pembatasan masalah yang telah dikemukakan, rumusan masalah penelitian ini ada
dua.
1.
Apakah minat menulis cerpen siswa kelas IX F SMP Negeri
1 Batangan semester gasal tahun pelajaran 2012/2013 dapat meningkat jika dalam
pembelajaran digunakan cooperative learning
tipe TAI berbantuan media youtube?
2.
Apakah keterampilan menulis cerpen siswa kelas IX F SMP
Negeri 1 Batangan semester gasal tahun pelajaran 2012/2013 dapat meningkat jika
dalam pembelajaran digunakan cooperative
learning tipe TAI berbantuan media youtube?
E. Tujuan
Penelitian
Sejalan
dengan rumusan masalah yang telah diajukan, tujuan penelitian ini ada dua.
1.
Untuk meningkatkan minat menulis cerpen melalui cooperative learning tipe TAI berbantuan
media youtube pada siswa kelas IX F
SMP Negeri 1 Batangan semester gasal tahun pelajaran 2012/2013.
2.
Untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen melalui cooperative learning tipe TAI berbantuan
media youtube pada siswa kelas IX F
SMP Negeri 1 Batangan semester gasal tahun pelajaran 2012/2013.
F. Manfaat
Penelitian
Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis dan manfaat praktis.
1. Manfaat
Teoretis
Hasil penelitian ini
diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan teori pembelajaran sehingga dapat
memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar mengajar terutama
dalam meningkatkan keterampilan menulis cerpen melalui cooperative learning tipe TAI berbantuan media youtube.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat
bagi Siswa
Penelitian ini agar memberdayakan potensi siswa terkait dengan peningkatan
keterampilan menulis dalam pembelajaran bahasa, khususnya pada aspek menulis
cerpen. Selain itu siswa juga menjadi lebih berkembang sesuai dengan kecepatan
intelektual mereka masing-masing terutama yang berkaitan dengan kegiatan menulis.
b. Manfaat bagi Guru
Penelitian ini merupakan strategi alternatif bagi guru dalam mengaktifkan
siswanya. Melalui cooperative learning tipe TAI guru menjadi lebih fokus untuk
meneliti keterampilan menulis cerpen pada siswa di dalam kelasnya ketika proses
pembelajaran berlangsung sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan
lancar, terarah, dan tetap terkondisi.
c. Manfaat bagi Sekolah
Penelitian ini menjadi gambaran bagi sekolah bahwa untuk meningkatkan
mutu pendidikan dalam sekolah salah satunya adalah dengan mendukung setiap
usaha yang dilakukan oleh guru untuk mengaktifkan siswanya demi kemajuan
pendidikan.
EmoticonEmoticon